Bullshit Jobs: Apakah Pekerjaanmu Berguna?

Bullshit Jobs: Apakah Pekerjaanmu Berguna?

Buku Bullshit Jobs karya David Graeber penerbit Renebook

Dunia modern diwarnai maraknya pekerjaan tidak berguna. Dalam buku Bullshit Jobs, David Graeber mengungkap bahwa sebagian jenis pekerjaan yang ada selama ini sebenarnya tidak perlu . Hanya bentuk pemborosan dan manipulasi.

***
Pada 1930, ekonom Inggris, John Maynard Keyness melihat perkembangan teknologi yang luar biasa. Modernisasi mesin industri tentu saja akan membuat kerja manusia semakin ringan. Menurut prediksinya pada akhir abad ke-19, para pekerja di Inggris dan Amerika hanya akan bekerja 14 jam per minggu, atau sekitar tiga jam per hari.

Tetapi kenyataannya sampai sekarang orang masih bekerja 40 jam per minggu. Padahal sebagian besar peran mereka telah ditangani mesin, aplikasi, dan kecerdasan buatan.

Kondisi ini, kata David Graeber, adalah bukti fenomena bullshit jobs. Fenomena bullshit jobs ini adalah maraknya pekerjaan yang tidak bermakna dan tidak memberikan dampak apapun dalam usaha itu sendiri, apalagi lingkup sosial.

Pekerjaan ini dapat dirasakan hampa oleh orang yang mengerjakannya, bahkan ia tidak dapat menjelaskan secara rasional mengapa pekerjaan itu ada.

Graeber adalah profesor antropologi, maka pengamatannya ini bukan dari segi bisnis atau industri, tetapi pada peradaban manusia. Pemikiran yang dituangkannya dalam buku Bullshit Jobs ini adalah sebuah teori analisis sosial.

Banyak orang disewa dengan tugas mengucapkan selamat datang, membuka pintu, memencetkan tombol lift, dan sejenisnya.

Dalam buku ini, Graeber membagi bullshit jobs menjadi lima tipe, yaitu flunkies, goons, duct tapers, box tickers, dan taskmasters.

Tipe flunkies adalah jenis pekerjaan yang tercipta untuk membuat orang lain terlihat penting, seperti membukakan pintu tadi.

Sedangkan goons adalah pekerjaan yang justru manipulatif. Contohnya desainer iklan, karena sepanjang hari dia hanya membuat desain manipulatif untuk membohongi calon konsumen.

Baca Juga:  Your Next Five Moves: Lima Langkah Menjadi Grandmaster Bisnis

Berikutnya adalah duct tapers, yaitu pekerjaan yang seharusnya milik orang lain. Misalnya perekap data atau call center. Selanjutnya tipe box tickers, yaitu aktifitas pekerjaan yang menuruti narsisme pimpinan. Contohnya cari saja sendiri.

Yang terakhir adalah tipe taskmasters, yaitu sebuah tugas yang tugasnya melempar tugas kepada petugas lain.
Contohnya supervisor, yang biasanya menyuruh orang lain untuk melakukan sebuah pekerjaan.

Tentu saja Graber mengukur ini semua dalam sudut pandang efisiensi dan kemanfaatan. Ia tidak melihat aspek lain seperti misalnya konsep “padat karya” dan sebagainya.

Munculnya bullshit jobs ini menurut Graeber menjadi masalah sosial yang kurang atau tidak disadari. Lama-lama pekerjaan seperti ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem ekonomi yang ada.

Sebagai Profesor antropologi, Graeber khawatir karena hal ini memiliki dampak sosial dan dampak politis. Ia juga menyoroti posisi-posisi nonbullshit yang rawan dibullshitkan oleh pejabatnya.

Panjang lebar Graeber menjelaskan bahwa hal ini memiliki banyak bahaya dan ada celah menganga yang tak boleh dibiarkan begitu saja.

Graeber berharap kritiknya ini menggerakkan hati pekerja untuk merefleksikan apa yang sedang mereka kerjakan, dan menggugah pembuat kebijakan untuk mengevaluasi posisi seperti itu.

Jadi bila pekerjaanmu termasuk bullshit, apa yang perlu dilakukan? Nah di sini Graeber tidak memberi tips praktis. Mungkin anda dapat mencoba berjualan es teh di pengajian, siapa tahu jadi viral.

Judul: Bullshit Jobs
Sub: Fenomena pekerjaan tak bermakna dan bagaimana kita menghadapinya
Penulis: David Graeber
Penerbit: Renebook
Genre: Antropologi
Tebal: 400 halaman

Mujib Rahman

Jurnalis, penulis, reviewer buku

See all author post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are makes.

Back to top