Apakah tujuan bisnis itu mencari laba? Jelas iya. Maka dari itu laba menjadi hal nomor satu yang diperjuangkan. Filosofi Profit First adalah mengambil keuntungan terlebih dahulu, kemudian mengalokasikan sisanya untuk biaya-biaya.
Isu utama buku ini adalah tentang manajemen akuntansi, bukan makro bisnis. Teori ini terinsnpirasi pengalaman Mike Michaliwicz kecil, ketika ibunya membagi-bagi uang gaji dalam amplop bertuliskan “Cicilan rumah”, “Makanan”, “Liburan”, “Uang nganggur”, dan “Darurat”.
Begitu pula dalam sistem akuntansi perusahaan, semua harus dialokasikan dengan pasti sejak awal. [H 74] Menurut Mike, laba bukanlah saldo akhir setelah biaya dihitung, tetapi komponen pokok yang ditetapkan sejak awal.
Akuntansi macam ini dapat membantu pengusaha untuk mendesain pembukuan dengan menyelamatkan keuntungan sebelum digerogoti expense lainnya.
Biaya operasional dan laba itu dua kamar yang tarik menarik. Keduanya akan saling menekan satu sama lain. Makin tinggi biaya, makin minim keuntungan. Agar biaya operasional tidak menggerus laba, maka kamar laba harus dikunci.
Apakah teori ini mungkin? Tentu saja. Buku Profit First yang versi Indonesianya diterbitkan oleh Renebook ini memberikan panduannya secara rinci. Tipsnya dimulai dari memisahkan rekening perusahaan dalam lima kamar, yaitu pendapatan, laba, kompensasi pemilik, pajak, dan biaya operasional. [H 78]
Teori ini terdengar baru, karena teori-teori lama biasanya menganggap laba adalah sisa terakhir setelah semua biaya ditotal. Namun Mike Michalowicz membongkar mazhab lama itu.
Michalowicz mengatakan, amat penting mengalokasikan laba terlebih dahulu sebelum mengalokasikan ongkos operasional dan pengeluaran lainnya.
Ini membantu pengusaha memastikan bahwa laba bisnisnya sepadan, atau tidak usah berbisnis sama sekali. Banyak pengusaha berjalan sesuai euforia sesaat dan kemudian setelah sekian lama tiba-tiba menemukan bahwa untungnya tidak seberapa, bahkan rugi.
Soal laba ini bukanlah angka kaku. Mulailah dengan persentase kecil, lalu tingkatkan seiring pertumbuhan bisnis.
Contoh nyatanya adalah Mike sendiri. Ia pernah hampir bangkrut ketika mengelola usaha dengan cara kuno. Dahulu biaya operasional usahanya adalah USD14 ribu per bulan atau sekitar Rp210 juta. Dengan biaya segitu, kantor kecilnya megap-megap. Namun setelah Profit First bekerja, biaya-biaya menjadi lebih jelas seharusnya berapa. Dari Rp210 juta per bulan, ia menekan cost hingga Rp15 juta per bulan.
Konsekuensinya, ia membeli furnitur model lama yang diskonnya 75%, whiteboard untuk meeting berganti papan yang biasa dipakai di kamar mandi, dan penghematan realistis lainnya.
Prinsip ini bahkan berlanjut dengan membunuh biaya-biaya yang kurang fundamental, bahkan ia meninjau tentang pentingnya kantor itu sendiri.
Dalam buku ini Mike Michalowicz banyak menunjukkan langkah-langkah praktisnya. Contohnya memisahkan dana ke dalam rekening bank yang berbeda untuk laba, biaya operasional, pajak, dan gaji.
Semua itu dijelaskan dalam model pembukuan yang disusun rapi dan taktis. [H 91] Teknik ini, katanya, dapat mencegah pemilik mengambil uang perusahaan setiap kali ada uang lebih, tanpa tahu pasti apakah uang itu haknya “operasional”, “kompensasi pemilik”, atau “laba”. [H 143]
Judul buku: Profit First
Sub Judul: Mengubah Bisnis Anda dari Monster Pelahap Uang Menjadi Mesin Penghasil Uang
Judul Asli: Profit first : transform your business from a cash-eating monster to a money-making machine
Genre: Bisnis
Penulis: Mike Michalowicz
Penerbit: Renebook
Tahun Terbit: Cet 2 Desember 2023