Rahmat Mulyana menawarkan pemikirannya dalam buku Strategi Indonesia 2040. Pemerintah sudah memiliki strategi yang diturunkan dalam rencana pembangunan. Tetapi banyak gagalnya karena kurang support system dan tidak didukung birokrasi berkualitas.
***
Apakah Anda berpikir bahwa negara Indonesia itu sedikit salah urus? Buku ini mungkin perlu Anda baca.
Selama ini Indonesia telah menetapkan strategi pembangunan dan mewujudkannya dalam rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Akan tetapi kenyataan di lapangan tidak selalu match dengan itu.
Untuk itu Rahmat Mulyana menawarkan sebuah strategi jangka menengah yang menggunakan pendekatan multi faset. Konsepnya memprioritaskan aspek-aspek fundamental yaitu kebijakan makroekonomi, investasi, inovasi teknologi, dan reformasi pendidikan.
Strategi Indonesia 2040 yang dipaparkan ini mengambil titik tolak tahun 2040, atau lima tahun sebelum cita-cita Indonesia Emas 2045.
Mari kita berangkat dari fakta keras dulu. Selama ini Indonesia berhasil mewujudkan diri sebagai negara stabil dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,1% selama dekade terakhir.
Indonesia dianggap negara besar dengan potensi pasar yang bagus sehingga menjadi anggota G20.
Akan tetapi sejak 2015 ada tren penurunan PDB sehingga tertinggal dari beberapa tetangga. Fakta yang juga mengkhawatirkan adalah pertumbuhan industri manufakturnya lambat sehingga banyak didominasi barang impor. [Hal 24]
Investasi yang masuk di Indonesia cukup tinggi, selaras dengan masuknya pinjaman. Dua hal ini menyebabkan imbal balik yang tinggi pula.
Saat ini boleh dibilang, utang Indonesia sudah kebanyakan, meski rasionya dengan GDP masih di bawah ambang batas.
Sejak tahun 2022, beban angsuran yang harus ditanggung negara telah mencapai 21,98% APBN. Beban fiskal pun makin berat. Akhir tahun 2023 APBN mengalami defisit hingga Rp347,6 triliun. [Hal 27]
Bicara sektor riil, hilirisasi, UMKM, pengangguran, dan sebagainya, masih banyak fakta menyedihkan. Saat ini Indonesia menghadapi bonus demografi yang akan hadir sebentar lagi.
Tetapi tahun 2024 ini masih ada 9,9 juta penduduk produktif nganggur dan angkanya terus naik. Bila bonus demografi datang dan lapangan kerja masih seperti ini, sepertinya memang harus ada perubahan strategi.
Rahmat Mulyana melakukan evaluasi terhadap Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang ditetapkan melalui Perpres di akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
MP3EI sendiri statusnya tidak pernah dicabut dan sebagian rancangan pembangunan infrastrukturnya dipergunakan oleh pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurutnya, capaian MP3EI baru mencapai 55% dari target sehingga dibutuhkan strategi yang lebih komprehensif sebagai penerusnya.
Secara umum, cetak biru yang ditawarkannya mencakup 5 elemen utama: (1) Ekspansi ekonomi, (2) Pertumbuhan inklusif, (3) Modal insani sebagai mesin penggerak pembangunan, (4) Keberlanjutan lingkungan, dan (5) Reformasi kelembagaan pemerintahan.
Ekspansi ekonomi agaknya menjadi yang terpenting. Pembangunan ekonomi saat ini kurang berpihak pada sektor-sektor sentral. Indonesia perlu memperbaiki fokus dan lebih berpihak pada sektor yang memicu pertumbuhan masif.
Dr. Ir. Rahmat Mulyana MM. adalah dosen Strategi Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Tazkia, Bogor. Peraih doktor dari sekolah bisnis IPB ini pernah menjadi General Manager Institute for the Development of Economics and Finance (INDEF).
Di IAI Tazkia, ia duduk sebagai Kaprodi Magister Ekonomi Syariah dan menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Islamic Public Policy.
“Usulan ini tentu saja belum sempurna. Ini hanyalah sebuah upaya untuk menghadirkan sebuah kerangka untuk mengatasi kesimpangsiuran pembangunan Indonesia menuju masa depan,” jelasnya.
Judul Buku: Strategi Indonesia 2040
Sub: Sebuah Usulan yang Sesuai dengan Visi Misi
Penulis: Dr. Ir. Rahmat Mulyana, MM.
Penerbit: Milestone
Genre: Tata Negara
Edisi: Cet 1 Agustus 2024
Tebal: 250 Halaman