Ibnu Atha’illah As-Sakandari mengungkap rahasia dzikir para kekasih Allah dalam Miftah al-falah wa misbah al-arwah. Diterjemahkan oleh Turos Pustaka dengan judul “Tuhan Begitu Dekat“. Dzikir adalah cahaya yang membakar semua nafsu dalam tubuh.
***
Jiwa manusia itu sebenarnya meronta-ronta merindukan Tuhannya. Tetapi ia terbelenggu dalam tubuh yang selalu menyenangi gemerlap dunia, pangkat, dan syahwat badani.
Jiwa manusia senantiasa lapar dzikir, tetapi badan jarang menurutinya, malah selalu mengejar kenistaan dunia.
Pada masa tabi’in, ada seorang pemuda yang bertanya-tanya kepada Imam Asy-Syibli tentang dzikir asma Allah. Imam Syibli melihat, di depannya ada jiwa yang terbelenggu oleh badan sampai pada batasnya.
Di depan pemuda itu Asy-Syibli mengucapkan asma Allah, membuat pemuda itu berteriak. Ketika diucapkan asma Allah lagi pemuda itu berteriak lagi.
Pada kali ketiga, Asy-Syibli mengucapkan asma Allah lagi, pemuda berteriak lalu meninggal dunia. Orang-orang pun menyeret As-Syibli ke hadapan Khalifah. Mereka menuduh As-Syibli telah melakukan pembunuhan.
Di depan khalifah Asy-Syibli menjawab: “Jiwanya pemuda itu telah terbakar sempurna oleh kobaran api cinta, tak sabar menghadap keagungan Allah. Jiwanya telah terbebas dari keburukan badaniah,” katanya.
Memahami maksud Asy-Syibli, khalifah pun meminta beliau diantar pulang ke rumahnya. [95]
Dzikir adalah menyebut nama Allah secara terus-menerus, yang merupakan teknik menghadirkan Allah ke dalam hati dan jiwa. Berdzikir dimulai dengan lisan, kemudian berpindah ke hati.
Energi dzikir yang sesungguhnya tidak akan muncul apabila ucapan lisan gagal dibumikan ke dalam hati. Dzikir yang membakar hati akan menciptakan cahaya dalam tubuh laksana api yang membakar segala nafsu syahwat keburukan.
Dalam keadaan dzikir hati telah dominan, biasanya lisan menjadi lebih lemah, tetapi semua anggota tubuh turut berdzikir. Bila keadaan ini tercapai maka tubuh dan jiwa akan dipenuhi cahaya yang membakar habis semua nafsu dan mengusir semua anasir selain Allah.
Pada dasarnya dzikir itu mampu menghilangkan lebihan-lebihan tak bermanfaat dalam tubuh yang disebabkan makan terlalu banyak dan mengonsumsi barang haram. Jadi, ia memberi manfaat secara spiritual sekaligus fisik.
Dzikir yang sempurna adalah ketika pelakunya merasa fana dari dirinya sendiri, menjadi dekat dan melebur dengan Tuhannya.
Tanda-tanda dzikir telah mencapai sirr, yaitu bagian terdalam ruh, adalah lenyapnya pedzikir dari dirinya sendiri. [15]
Itulah derajat ketika seorang hamba telah melebur dengan Tuhannya. Dalam keadaan ini, ketika orang meninggalkan dzikir, maka dzikir tidak meninggalkannya. Artinya seluruh anggota badan tetap berdzikir meskipun mulutnya telah berhenti mengucap.
Penjelasan ini tampak sedikit absurd karena sulit dibuktikan dengan pandangan mata. Dzikir sampai fana adalah pengalaman spiritual yang amat sulit dicapai kecuali oleh mereka yang berupaya keras dengan cara yang benar.
Seperti kata Nabi Ibrahim yang dikutip Al-Qur’an “Inni dzahibun ila rabbi sayahdiin,”. Aku benar-benar pergi menghadap Tuhanku yang akan memberi petunjuk kepadaku. (QS As-Shaffat [37]:99)
Rasulullah menggambarkan peristiwa ini sebagai pesta di taman surga. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmizi, Nabi mengatakan: “Siapa yang senang berpesta di taman surga, hendaklah ia memperbanyak dzikir kepada Allah”.
Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari (Mesir 1250-1309 M) adalah mursid tarekat Syadziliyah yang sangat terkenal di dunia sufi.
Ia menulis sekitar 20 kitab sufi, termasuk kitab Al-Hikam, salah satu rujukan utama sufisme dunia. Ia dikenal sebagai syekh ketiga dalam lingkungan tarikat Syadzili setelah pendirinya Abul Hasan Asy-Syadzili dan penerusnya, Abul Abbas Al-Mursi.
Kitab Miftah al-falah wa misbah al-arwah adalah karya Ibnu Atha’illah yang khusus membahas dzikir dan segala ses uatu yang mempengaruhinya.
Judul: Tuhan begitu Dekat
Sub Judul: Memahami hakikat dzikir meraih keberuntungan takdir
Judul Asli: Miftah al-falah wa misbah al-arwah
Penulis: Ibnu Atha’illah As-Sakandari
Penerbit: Turos Pustaka
Genre: Agama/ Sufisme
Tebal: 320 Halaman
Terbit: Cet 2 Agustus 2024