Kifayatul Atqiya Waminhaj al-Auliya karya Sayid Abu Bakar Syatha adalah kitab panduan mengapai rida Allah. Setiap menit adalah perjalanan menuju kepasrahan tingkat tinggi.
***
Fondasi utama agar manusia berbuat maksimal adalah apabila ia menghargai waktu. Waktu adalah aset utama bertasaruf di dunia ini. Waktu yang telah lewat, apakah ia akan menjadi pahala atau noda, tidak akan bisa diulang lagi.
Di akhirat nanti, waktu manusia akan diserupakan 24 peti. Waktu-waktu yang terisi dengan benar akan berbentuk peti bercahaya, waktu-waktu maksiat berbentuk peti kusam, dan waktu-waktu percuma akan berwujud peti kosong.
Pada saat itu pemilik amal terbaik pun menangisi peti-petinya yang kosong. Dan orang-orang yang mengisinya hidupnya dengan amal buruk akan menangisi peti-peti kusamnya.
Kitab Kifayatul Atqiya Kifayatul Atqiya Waminhaj al-Auliya karya Sayid Abu Bakar Syatha berisi elemen-elemen penting untuk mengisi waktu-waktu kita di dunia.
Elemennya mulai dari yang paling dasar, yaitu salat subuh, wirid, membaca al-Qur’an, dan salat dhuha. Kemudian tentang mencari ilmu, tauhid, dan akhlak. Lalu menuju sikap-sikap mental seperti ikhlas dan qanaah, hingga perjalanan batin seperti mujahadah dan makrifat.
Kitab ini bukan tutorial ibadah, akan tetapi tutorial kehidupan. Di sini Sayid Abu Bakar Syatha memilihkan ibadah yang tepat untuk mempercepat kenaikan maqam para salik menuju derajat yang muhlisin.
Sayid Abu Bakar juga mengetengahkan arti ibadah beserta spirit dan filosofinya. Ada pula tips-tips bagaimana mengatasi hambatan psikologis yang mungkin terjadi.
Misalnya tentang salat tahajud. Kitab ini mengajarkan cara mengamankan qiyamullail ini agar tak lekang oleh waktu. Yaitu dengan melakukan 3 hal: berwudhu sebelum malam tiba, bertasbih dan istighfar sebelum matahari terbenam, dan membaca al-Qur’an serta berzikir di antara waktu magrib dan isya. Maka Allah akan meringankan tahajud itu.
Kitab Kifayatul Atqiya Waminhaj al-Auliya ini merupakan syarah dari kitab syair Hidayah al-Adzkiya karya Syekh Zainuddin al-Malibari. Kitab kedua ini berisi syair-syair berbentuk nadzam atau lagu, yang didesain mudah dihafal.
Maka di kitab Kifayatul Atqiya ini nadzam-nadham itu diulas, diberi penjelasan, dan dibahas gramatika syairnya.
Dengan kitab ini, Anda tidak perlu membuka enam kitab hadis induk dan memilah-milah hadis amaliyah yang relevan untuk mengisi hari-hari sampai akhir hayat. Bila kitab ini saja diamalkan secara konsisten, dapat menuntun para salik menuju maqam tajrid.
Dalam konstalasi literasi Islam di Indonesia, Kifayatul Atqiya menduduki 20 besar referensi terlaris yang dipakai di pesantren-pesantren.
Kitab-kitab tasawuf amaly itu banyak yang hanya membahas sikap-sikap mental seorang salik dalam hubungan ubudiyah, tetapi tidak sampai membahas pilihan-pilihan ibadah.
Tetapi Kifayatul Atqiya memuat keduanya, yaitu ibadah dan tasawuf dalam satu paket. Gagasan Syekh Abu Bakar adalah membumikan ibadah yang dilandasi semangat tasawuf.
Apabila syariat tanpa hakikat, maka hanya sebuah kekosongan. Begitu juga sebaliknya, bila hakikat ada tanpa syariat, yang demikian merupakan sebuah kebatilan.
Sayid Abu Bakar Syatha (1849-1892 M) adalah ulama Masjidil Haram di Mekah. Ia lahir dari keluarga Syatha yang dikenal alim allamah. Abu Bakar berguru kepada Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Syafi’iyyah di Mekah dan sejumlah ulama besar lainnya saat itu.
Para ulama nusantara seperti Ahmad Khatib al-Minagkabawi, Mahfudz at-Turmusi, Ahmad Dahlan, dan Hasyim Asy’ari adalah murid-muridnya.
Sayid Abu Bakar melahirkan karya besar lain yaitu I’anah at-Thalibin. Selain itu menulis kitab Nufhah ar-rahmah fi manaqib Sayyid Ahmad Aaini Dahlan.
Judul: Kifayatul Atqiya
Sub Judul: Kejar Duniamu prioritaskan akhiratmu
Judul Asli: Kifayatul Atqiya Waminhaj al-Asfiya
Genre: Agama, Sufisme, Mistisisme
Penulis: Sayid Abu Bakar Syatha
Penerbit: Turos Pustaka
Tebal: 490 Halaman
Tahun Terbit: Cet 1 September 2024