Buku Building Islamic Habit karya Muyassaroh menuntun perilaku sehari-hari menjadi lebih surgawi. Hidup itu singkat dan hanya sekali. Ganti rutinitas lama dengan Islamic Habit.
***
Apakah hari-harimu hanya mengulang hari-hari kemarin? Apakah perilaku harianmu memiliki tujuan dan target?
Buku Building Islamic Habit karya Muyassaroh ini memaksa pembaca menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti itu.
Karena hidup memiliki tujuan, maka setiap gerak langkah harus selaras dengan tujuan itu. Tetapi kebanyakan orang menjalani hari-hari hanya rutinitas yang tidak pernah dievaluasi, apalagi di-upgrade.
Untuk keluar dari jebakan rutinitas itu, Building Islamic Habit menjelaskan paradigmanya dan mengajari caranya.
Dibanding banyak buku lain tentang habits, misalnya Atomic Habits atau The Power of Habit, buku ini lebih Indonesia dan Islami.
Prinsipnya sama, membangun kebiasaan mikro yang membentuk pola hidup makro yang dahsyat. Namun di buku ini sudut pandang dan pendekatannya sangat uhrawi.
Muyassaroh Zuhri adalah penulis profesional yang telah melahirkan banyak buku laris, termasuk “99 Great ways to be Wonderful Muslimah”. Gaya penulisannya mengalir deras dan enak dimakan.
Dengan latar belakang pesantren yang kuat, ia sukses mengusung paradigma Islami yang kental. Terkait perubahan habit ini, ia tak bicara tentang sukses, tajir, self esteem, dan motif keduniaan lainnya.
Building Islamic Habit adalah teknik transformasi dari muslim biasa menjadi muslim kaffah yang setiap gerak langkahnya menuju rida Allah.
Habit-habit yang ia tawarkan, selain dalam hal ibadah, juga tentang kedisiplinan umum, menghargai waktu, makan minum, dan amalan harian.
Kebiasaan baik akan menghasilkan kualitas hidup yang hebat. Tetapi hebat saja tidak cukup. Lebih dari itu harus diridai Allah. “Hidup itu jangan mau jauh-jauh dar Allah, nanti jadi susah,” jelasnya. [39]
Habit adalah kebiasaan yang diulang-ulang. Karena sifatnya repetisi, tenaga yang diperlukan tidak besar. Misalnya salat di awal waktu atau akhir waktu, energi yang dibutuhkan sama saja.
Yang sulit adalah menanamkannya. Otak manusia dirancang untuk menghindari rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kebiasaan yang sudah mengakar, meskipun buruk, menghasilkan kenyamanan. Maka otak tidak menangkap perilaku demikian itu sebagai bahaya.
Itulah sebabnya membongkar habits memerlukan usaha dan perencanaan. Lebih dari itu perlu energy booster berupa motivasi yang kuat. [82]
“Salah satu penyebab kenapa manusia dengan ringannya mengerjakan dosa maksiat adalah ia tidak benar-benar yakin bahwa Allah dan para malaikat melihat apa yang ia kerjakan,” tandasnya. [182]
Padahal Tuhan akan membayar mahal atas kebiasaan baik yang dijaga. Ini disebut istiqamah. Para waliyullah meraih derajat tinggi di mata Allah bukan karena hal-hal besar, tetapi hal kecil yang konsisten.
Misalnya Abu Qasim, selalu salat di saf terdepan selama 40 tahun. Imam Syafi’i selalu menjaga wudhu dan tidak pernah makan kenyang.
Membangun Islamic Habit, modalnya hanya niat dan disiplin. Penyakitnya adalah tidak menjaga komitmen dan teralu banyak excuse.
Buku ini tidak mengubahmu jadi orang lain, tetapi mengupgrade-mu menjadi versi yang lebih baik. “Keberhasilan adalah kemenangan kecil. Naiki tanggamu satu per satu. Jangan melakukan lompatan besar yang dapat menjatuhkanmu”. [124]
Untuk menuju kemenangan itu, ada daftar Do dan Don’t. Pada daftar Do adalah bersabar, berbagi, istiqamah, jujur, harga diri, ontime, pemaaf, dan berbuat baik.
Pada daftar Don’t ada lalai, malas, zalim, tidak menjaga lisan, suka pujian, statis, menghamburkan harta, dan mengabakan azan. Lalu bagaimana mulai melakukannya? Nah, berarti sudah saatnya Anda baca sendiri.
Judul: Building Islamic Habit
Sub Judul: Seri Meningkatkan Produktifitas dengan Membangun Kebiasaan Islami
Genre: Self Improvement
Penulis: Muyassaroh
Penerbit: Rene Islam
Tahun Terbit: Cet 1 Agustus 2024