Kitab Tauhid karya Imam Maturidi adalah babon teologi ahlussunnah wal jamaah. Orisinalitas ajaran Aswaja dibedah lebih rinci dan holistik.
***
Sepeninggal Rasulullah Muhammad saw. umat Islam semakin kuat dan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Seiring masifnya pemeluk agama ini, muncul perdebatan ilmu kalam yang melahirkan banyak aliran teologi.
Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: “Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya ke neraka, kecuali Ahlussunnah wal-Jamaah“.
Golongan Ahlussunnah wal-Jamaah ini kemudian dikenal sebagai aliran Sunni, yaitu grup besar yang mengikuti teologi dan cara hidup Nabi Muhammad saw. Populasinya saat ini mencapai 90% muslim dunia.
Mereka terbagi dalam empat mazhab, yaitu Syafi’iyah, Malikiyah, Hanabilah, dan hanafiyah. Teologi mereka sama, hanya beda dalam detail ibadah dan hukum.
Misalnya tentang Tuhan dan kehendak-Nya. Menurut epistemologi Muktazilah, Tuhan tidak absolut dalam kekuasaannya. Tuhan memang pencipta dan penentu aturan main di jagat raya ini, tetapi cara bermain dan skor akhirnya adalah wilayah kekuasaan manusia.
Paham ini disebut freewill atau Qadariyah. Pada praktiknya manusia memang memilki pilihan bebas di dunia ini, sehingga ia dapat menentukan nasibnya sendiri.
Namun di Kitab at-Tauhid, pemahaman ini dibantah keras. “Iradah Allah adalah kehendak bebas menetukan semua tindakan-Nya”. Manusia itu memiliki tindakan dan pilihan, namun itu hanya ikhtiar atau usaha tidak efektif.
Sekuat apapun manusia, dia bisa gagal dan apa yang diinginkan belum tentu terwujud. Ini bukti bahwa gerak manusia itu berada dalam kontrol gerak esensial Tuhan.
Kitab Tauhid ini berisi pagar-pagar teologi Ahlussunnah yang disepakati para mujtahid yang sudah diakui. Para mujtahid empat di atas adalah teolog terpercaya yang dianggap kompeten menerjemahkan ayat-ayat dan hadis Nabi.
Para mujtahid itu menulis banyak kitab, misalnya Imam Syafii menulis al-Um dan ar-Risalah. Imam Malik punya al-Muwattha’, Imam Hanafi punya Fiqh al-Akbar, dan Imam Hambali punya al-Musnad. Kitab-kitab ini secara kolektif memberi dasar epistemologi yang paripurna.
Namun dalam perkembangannya ada diskusi yang terus maju. Nah, Kitab at-Tauhid ini menjadi salah satu karya monumental yang menguraikan prinsip-prinsip dan keyakinan Ahlussunnah wal-Jamaah di antara berbagai tantangan saat itu.
Kitab ini memberikan pendekatan yang lebih terperinci dan holistik pada teologi Islam Aswaja, lengkap dengan argumen logis dan pola yang pikir konsisten.
Ciri khas teologi Sunni adalah menempatkan al-Qur’an dan hadis sebagai acuan utama dalam beragama. Tetapi Muktazilah menempatkan daya pikir sebagai panglima.
Dalam Kitab at-Tauhid ini, hal-hal yang dibahas antara lain tentang eksistensi Sang Pencipta dan keesaan-Nya, sifat qadim Allah, awal mula penciptaan, sifat dan tindakan Allah, Arasy Allah, membantah naturalisme dan berbagai aliran menyimpang.
Di antara pemahaman kaum naturalis adalah, semesta ini berdinamika sendiri berdasarkan kondisi dasar yang diciptakan Tuhan. Alam ini terdiri dari unsur panas, dingin, basar, dan kering. Berdasarkan kondisi dasar itulah matahari, bulan, dan bintang beredar.
Analoginya seperti warna-warna primer yang apabila dicampurkan akan menghasilkan warna-warna lain yang jumlahnya ribuan. Jadi, warna ungu itu hadir otomatis, sebagai konsekuensi Tuhan mencipta biru dan putih.
Sunni Indonesia mengadopsi pokok-pokok teologi yang dibawa oleh Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Abu Hasan al-Asy’ari mencipta banyak kitab, di antaranya al-Luma, al-Ibanah, Maqalat al-Islamiyyin, dan Ahl as-Sunnah wal-Jama’ah.
Sedangkan Abu Mansur al-Maturidi mengarang banyak kitab, antara lain at-Tauhid, al-Maqalat, Ushul ad-Din, dan tafsir al-Maturidi.
Abu Mansur al-Maturidi (w. 944 M) bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Mahmud, lahir sebelum tahun 238 H di desa Matrid, Samarkand yang sekarang masuk wilayah Uzbekistan.
Abu Mansur adalah keturunan Abu Ayyub Khalid bin Zaid al-Anshari, sahabat Nabi yang rumahnya menjadi tempat pertama Nabi menetap di kota Madinah.
Masa hidupnya semasa dengan Imam Bukhari, yaitu masa Khalifah al-Mutawakkil dari dinasti Abbasiyyah. Ia sendiri penganut mazhab Abu Hanifah.
Judul: Kitab Tauhid
Sub Judul: Induk Akidah Ahlussunnah wal-Jamaah
Genre: Agama/ Teologi
Penulis: Imam Maturidi
Penerbit: Turos Pustaka
Tebal: 385 Halaman
Tahun Terbit: Cet 1 Maret 2024