Marriage is (Not) Scary adalah cara Risma Librayanti melawan fenomena hidup bersama tanpa nikah. Mematahkan semua argumen kaum anti pernikahan. Menikah itu keharusan, bukan pilihan.
*
Marriage is a long commitment to a stranger. Menikah adalah komitmen jangka panjang dengan orang asing. Definisi populer ala barat tentang pernikahan ini menakuti banyak anak muda zaman now.
Pernikahan itu, bagi banyak wanita metropolis, dianggap medan konflik. Menikah berarti merenggut kebebasan dan menukarnya dengan tanggung jawab yang tidak ringan.
Pernikahan juga dapat menjadi pintu gerbang perginya kehangatan dan romantisme hubungan interpersonal. Setelah menikah, kisah cinta yang indah dapat berganti dengan drama rumah tangga yang menakutkan, apalagi setelah punya anak.
Dengan perspektif seperti ini tak heran banyak pasangan memilih hubungan tanpa status. Menurut survei Populix, yang dikutip buku ini, 60% responden muda mengaku takut menikah karena tekanan sosial, ekspektasi yang tidak realistis, dan takut kegagalan.
Dalam buku Marriage is (Not) Scary, Risma Librayanti membantah semua gagasan Gen Z tentang unmarried relationship dan childfree.
Dengan landasan nalar waras dan dogma agama, ia menggugah kesadaran umum bahwa menikah bukanlah tragedi, sebagaimana yang digambaran media sosial yang lalu lalang di FYP belakangan ini.
Ia mengajak wanita Indonesia memiliki perspektif yang benar tentang ikatan cinta sesuai tuntunan agama. Menikah itu fitrah menusia, karena Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan.
Rasulullah saw. menyebut, nikah adalah sunnahnya, dan siapa yang membenci sunnahnya, maka ia bukan bagian dari umatnya. Rasulullah juga mengajarkan, pernikahan adalah proses penyempurnaan separuh agama.
Karena sudah menjadi titah-Nya, Allah mencurahkan keberkahan dalam keluarga dan meningkatkan rezekinya.
Perkawinan memiliki makna mendalam, lebih dari kepentingan cinta, seksual, dan bukan sekedar perjalanan duniawi, tetapi suatu bentuk ibadah dan estafet perjuangan.
Tak dapat dimungkiri, setiap pasangan menikah pasti memiliki tantangannya sendiri. Namun itu proses menuju kebahagiaan yang dibangun berdua. Penyatuan dua pribadi menjadi satu butuh effort dan pengorbanan. Asalkan keduanya berkomitmen, insyaallah sukses.
Jangan memiliki ekspektasi sempurna pada pasanganmu dan jangan berparadigma lajang lagi. Dalam ikatan abadi dunia akhirat, kedua unsur harus memahami konsekuansi dan tanggung jawab masing-masing serta saling merawat rasa cinta.
Ada salah seorang sahat Rasulullah saw. yang merawat istrinya dengan sabar selama sakitnya yang panjang. Ia rela meninggalkan semua urusan dunia demi menjaga istrinya itu.
Saat sang istri bertanya mengapa ia rela berkorban begitu besar, sang suami menjawab: “Tanggung jawab ini adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah”. Lebih dari itu, ini adalah wujud cintanya.
Bila relasi demikian dapat dibangun, maka akan tercurah limpahan rahmat-Nya. Allah akan membuat pasangan menikah mampu mengatasi problematika bersama. “Jika mereka miskin (tidak mampu) Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya” (QS an-Nur [24]: 32).
Jadi, apakah pernikahan itu scary atau tidak, berpulang pada caramu mendefinikannya. Definisi pernikahan dalam Islam adalah: “Ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah”. Pilih yang mana?
Judul: Marriage is (Not) Scary
Sub Judul: Membangun Keluarga Bahagia Itu Ada Seninya
Genre: Self Improvement
Penulis: Risma Librayanti
Penerbit: Rene Islam
Tebal: 195 Halaman
Tahun Terbit: Cet 1 Desember 2024