Blog Rene Turos
No Result
View All Result
Beli Buku
  • Beranda
  • Resensi
  • Nukilan
  • Belanja
Blog Rene Turos
  • Beranda
  • Resensi
  • Nukilan
  • Belanja
No Result
View All Result
Blog Rene Turos

TRANSISI: Buku Terlupakan yang Mungkin Bisa Mengubah Hidupmu

Review Buku "Transisi" Karya William Bridges, Penerbit Renebook

Oleh Hakim Satmata
11 Juni 2025
A A
TRANSISI: Buku Terlupakan yang Mungkin Bisa Mengubah Hidupmu

TRANSISI: Buku Terlupakan yang Mungkin Bisa Mengubah Hidupmu

HIDUP adalah perubahan. Itulah satu-satunya yang konstan, kata filusuf Yunani Heraklitus.

Tapi masalahnya, perubahan dalam hidup sering kali datang tanpa aba-aba. Kadang ia mengetuk perlahan, tapi lebih sering ia hadir bak badai yang merobek atap. Dan yang paling menarik bukanlah bagaimana perubahan itu datang, tapi bagaimana kita bisa keluar dan selamat dari perubahan itu sendiri.

Baca Juga

“Versi Ringkas 48 Laws of Power” dari Renebook Sukses Besar di IBF 2025, Eep Saefulloh: Ilmu Kekuasaan Harus Dipakai untuk Melawan Ketidakadilan

“Versi Ringkas 48 Laws of Power” dari Renebook Sukses Besar di IBF 2025, Eep Saefulloh: Ilmu Kekuasaan Harus Dipakai untuk Melawan Ketidakadilan

24 Juni 2025
5 Alasan Kenapa Kamu Harus Baca The E-Myth Revisited Sebelum Bisnismu Hancur Pelan-Pelan!

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Baca The E-Myth Revisited Sebelum Bisnismu Hancur Pelan-Pelan!

16 Juni 2025
Hidup Seutuhnya, Mati dengan Tenang: Rahasia Ikigai dari Jepang

Hidup Seutuhnya, Mati dengan Tenang: Rahasia Ikigai dari Jepang

14 April 2025
Apa Jadinya Kalau Mantan Negosiator FBI Mengajari Kita Negosiasi?

Apa Jadinya Kalau Mantan Negosiator FBI Mengajari Kita Negosiasi?

11 April 2025

Problem klasiknya, dalam setiap perubahan sering kali kita kehilangan arah. Tapi diam-diam dan perlahan, kita berubah di dalamnya. William Bridges, dalam bukunya Transisi ini, mengungkap bagaimana seharusnya proses yang diam-diam dan perlahan itu. Ia membedakan antara change (perubahan) dan transition (transisi). Perubahan adalah peristiwa eksternal. Sedang perubahan yang perlahan, transisi, adalah kisah dalam diri. Sebuah peristiwa internal, batiniah.

Dan sering kali, kisah yang batiniah itulah yang paling menentukan arah hidup kita selanjutnya.

Mungkin kita habis pindah kerja atau di-PHK. Baru diputus pacar atau malah dapat pacar baru. Pisah permanen dengan pasangan atau malah hidup menyendiri. Baru jadi orangtua atau kehilangan bapak kesayangan. Baru pindah kota atau kehilangan rumah. Memilih jurusan baru atau tidak mau lagi kuliah. Kadang kita tiba-tiba seperti kosong: stuck begitu saja. Berubah tapi tidak benar-benar berubah.

Di sinilah, kenapa kebanyakan orang susah untuk move on? Terjebak dengan masa lalunya—pekerjaan lamanya, kantor lamanya, pacar atau pasangan lamanya, kota lamanya, keyakinan lamanya, dan seterusnya. JIka di antara kita mengalami fase seperti itu, buku Transisi ini sangat layak dibaca.

Bridges menulis dengan pelan, tapi dalam. Ia memperjelas petanya, bahwa perubahan itu berbeda dengan transisi. Perubahan itu bersifat lahiriah—sesuatu yang kasatmata, sedang transisi itu bersifat batiniah—sesuatu yang di dalam. Kalau ingin benar-benar berubah, mulailah dari akhirnya.

Perubahan yang sebenarnya tidak dengan melakukan hal yang baru, tapi justru dengan mengakhiri yang lama. Dari hal-hal yang harus dilepaskan: rutinitas, peran, harapan, peraturan, kultur, hingga citra diri yang selama ini kita bangun. Kita sering sok kuat, padahal belum selesai dengan yang lama.

Di situlah letak luka yang tak pernah sempat diakui. Dan banyak perubahan gagal bukan karena kita tak mampu berubah, tapi karena kita tak benar-benar berpisah. Termasuk seperti fenomena Reformasi di negeri ‘Konoha’ itu. Sekilas Transisi ini mirip proses Hijrah ala Nabi Muhammad.

Yang terpenting dari peristiwa hijrah itu bukan sekadar perpindahan dari kota Makkah ke Madinah, tapi bagaimana secara pelan tapi pasti, Nabi Muhammad memastikan bahwa seluruh pengikutnya mengakhiri keyakinan dan gaya hidup lama yang Jahiliyah ala kaum Quraish.

Hijrah dengan begitu bukan sekadar pindah kota, ganti nama, atau sekadar pindah pergaulan.

Ia menjadi pengakhiran (ending) dari kehidupan lama, keyakinan lama, sebuah pertobatan diri yang tidak balik-balik lagi menuju Tuhan-Nya. Mengakhiri yang lama, mengawali yang baru. Tidak ramai-ramai, tidak banyak sorak. Tapi dengan diam yang dalam, dengan tekad yang bulat.

Kembali ke Bridges. Setelah pengakhiran (ending) datanglah sesuatu yang lebih sunyi: The Neutral Zone—sebuah ruang tak bernama, antara yang lama dan yang belum. Di sana kita menggantung. Ragu. Bingung. Tapi mungkin justru itulah ruang di mana identitas yang baru bisa tumbuh. Kekosongan tak selalu kehampaan. Kadang ia rahim bagi yang akan datang.

Dan akhirnya, awal baru muncul. Bukan seperti kemenangan, tapi seperti nafas yang mulai tenang. Di situlah transisi menemukan bentuknya: saat kita mulai membangun kembali. Dengan lebih sadar. Lebih jujur. Lebih tahu siapa kita, dan siapa yang tidak perlu kita pertahankan lagi.

Ada tiga tahapan transisi ala Bridges: Pertama, Ending (pengakhiran), Losing, and Letting Go. Kedua, Neutral Zone (zona netral), dan ketiga, New Beginning (langkah baru).

Buku Transisi bukan buku motivasi murahan. Ia bukan sekadar teori psikologi tren-trenan. Ia adalah peta emosional. Teman perjalanan yang hening tapi penuh makna. Saya cukup berbangga ikut serta menggodok kelahiran buku ini di penerbit Renebook.

Bila sekali lagi, kita sedang bingung habis resign, keluar dari kantor lama, terjebak dalam krisis usia paruh baya, kehilangan arah pasca pandemi, atau sekadar tak mengenali dirimu sendiri, buku ini bisa jadi cermin dan pelita yang selama ini kau cari. Jangan tunggu burnout. Jangan tunggu semuanya runtuh. Karena kadang, satu buku yang tepat bisa menyelamatkan hidupmu—tanpa suara.

Buku ini juga tak terlalu ramai, bahkan mungkin terlupakan. Tapi sunyinya dalam. Dan mungkin, justru di situlah letak suaranya. Dan seperti kata orang bijak, bukan kita yang menemukan sebuah buku; bukulah yang menemukan kita. Kalau anda membaca sampai akhir tulisan ini, bisa jadi buku Transisi ini memang ingin menemui Anda. Selamat membaca, selama bertransisi.

➡️ Dapatkan bukunya di sini: https://reneturos.com/product/transisi/

ShareTweetSendShare
Hakim Satmata

Hakim Satmata

Artikel Terkait

Kitty Language dan Ilmu di Balik Komunikasi Kucing dan Manusia
Resensi

“Kitty Language” dan Ilmu di Balik Komunikasi Kucing dan Manusia

18 Juli 2025
Buy Back Your Time: “Mesin Waktu” Modern untuk Kemajuan Bisnis
Resensi

Buy Back Your Time: “Mesin Waktu” Modern untuk Kemajuan Bisnis

17 Juli 2025
Hidup Seutuhnya, Mati dengan Tenang: Rahasia Ikigai dari Jepang
Resensi

Hidup Seutuhnya, Mati dengan Tenang: Rahasia Ikigai dari Jepang

14 April 2025
Lainnya
Next Post
Muqaddimah Lite tentang Sufi Bahlul

Muqaddimah Lite tentang Sufi Bahlul

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Baca The E-Myth Revisited Sebelum Bisnismu Hancur Pelan-Pelan!

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Baca The E-Myth Revisited Sebelum Bisnismu Hancur Pelan-Pelan!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beli Buku
  • Kirim Naskah
  • Baca Resensi

© 2024 Rene Turos Group

No Result
View All Result
  • Home
  • Resensi
  • Nukilan
  • Belanja
Belanja Buku

© 2024 Rene Turos Group