“Rezeki adalah gabungan dari dua unsur. Pertama, unsur usaha manusia untuk mencarinya sebanyak yang dia inginkan. Kedua, unsur wadah tempat menampung rezeki yang dicari. Manusia bisa berusaha mencari rezeki sebanyak mungkin. Akan tetapi, bila wadahnya kecil, maka yang betul- betul menjadi rezeki yang dapat dinikmatinya tetaplah sedikit.
Nah, buku ini memberikan cara-cara praktis yang diresepkan para ulama untuk memperbesar wadah rezeki, yakni melakukan berbagai usaha spiritual dengan cara mendekatkan diri pada Allah yang Maha Pemberi Rezeki.”
—Dr. KH. Abdul Wahab Ahmad, Pengajar di UIN KHAS Jember, Peneliti Aswaja NU Center, Pengurus Wilayah LBM (Lembaga Bahtsul Masail) Jawa Timur
“Doa menjadi inti ibadah. Bukan soal minta ini dan itu, melainkan soal hakikatnya yang menjadi penghubung antara makhluk dengan Sang Khalik. Buku ini menjadi penting untuk dibaca dan dimiliki oleh para hamba yang masih mengaku butuh kepada Tuhannya.”
—Gus Rohmat R. al-Hafidz, Pengajar di Pondok Pesantren as-Salam Kulon Progo, Yogyakarta
“Doa adalah senjata umat Islam. Lewat doa, seorang muslim menyandarkan segala harapannya kepada Tuhan yang akan mewujudkan keputusan terbaik bagi dirinya. Inilah yang hendak ditawarkan oleh buku ini. Sang penulis, Gus Zaairul Haq, mencoba menggali khazanah doa dari kearifan dunia pesantren.
Dikemas dengan bahasa yang singkat dan sederhana, buku ini menjadi petunjuk praktis bagi setiap orang yang ingin mempelajari dan mengamalkan doa-doa dan zikir-zikir utama. Selain itu, buku ini juga bisa dijadikan bahan kajian oleh peneliti dan akademisi yang ingin menelusuri dan menelisik tradisi doa di kalangan santri. “
—Lora Ahmad Badrus Sholihin, Pengajar di UIN KHAS (Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq) Jember, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Jember, dan Pengurus MUI Jember
Kita dan dunia ini diciptakan oleh Allah. Sehingga kita hanyalah pemain di dalamnya. Di dunia, ada jalan-jalan percepatan dalam permainan ini yang Allah tetapkan. Itulah jalan yang ditempuh para kekasih-Nya. Tempuhlah, maka keajaiban akan datang.
—Rezha Rendy, Penulis Buku Best Seller Pola Pertolongan Allah dan Founder PPA Institute
“Berpikir positif serta dengan kekuatan doa bisa menjadi magnet rezeki. Setiap pikiran adalah doa. Ketika kita berpikir positif, maka hasilnya juga positif. Nah, buku Amalan Magnet Rezeki Warisan Para Nabi ini mengajarkan kita doa-doa dari para wali Allah yang sudah diamalkan oleh para kiai. Hasilnya banyak kiai yang hidup berkecukupan. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat diamalkan oleh para pembaca. Dengan ridha Allah swt., anda akan terbebas dari kefakiran dan kemiskinan. Amin…”
—Ki Hendri Suslistya, Spiritualis Asal Yogyakarta
“Agama mengajarkan agar setiap muslim bekerja dan mencari rezeki yang halal. Hal ini dicontohkan oleh para nabi, sahabat, dan para wali terkemuka. Mereka selalu mengiringi ikhtiar mencari rezeki dengan ‘lelaku’ khusus sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah saw.
‘Lelaku’ khusus para wali dalam mencari rezeki inilah yang didedah oleh penulis dalam buku ini secara detail. Untuk itu, buku ini perlu dibaca oleh orang-orang yang ingin menempuh ‘lelaku’ spiritual dengan jalan bekerja dan mencari rezeki sebagaimana dicontohkan oleh para wali.”
—Dr. KH. Ahmad Djunaidi, Pengajar di UIN KHAS Jember, Spiritualis Asal Patokpicis Jawa Timur
“Doa adalah cara kita berharap dan meminta kepada Allah. Buku ini menjelaskan dengan sangat baik cara dan adab meminta sehingga tidak hanya sekadar meminta.”
—KH. Abdurrahman S., Pengasuh Majelis Taklim al-Barokah Purworejo
“Ibnu Qayyim al-Jauzi mengatakan, doa adalah sebab paling kuat. Doa bisa membersamai beriringan dengan usaha lahir, atau bahkan menjadi ‘usaha terakhir’ ketika usaha lahir sudah mentok. Doalah yang bisa menembus dinding yang tak mampu ditembus usaha lahir. Doa adalah senjata kaum mukmin.
Materi di buku ini cukup variatif sumbernya. Ada yang dari al-Quran, hadis, bahkan sebagian ada yang berasal dari khazanah koleksi doa-doa orang-orang shalih yang didapat melalui ijazah yang sebelumnya tersimpan di bilik-bilik pesantren, dalam kitab-kitab catatan para kiai. Dan yang lebih banyak lagi adalah yang masih tersimpan di dada para kekasih Allah.”
—KH. R.M. Luthfi Hakim, Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah Karangwuluh, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta
Ulasan
Belum ada ulasan.