Membicarakan keajaiban al-Quran rasanya tak pernah habis. Mulai dari keindahan kata, kedalaman makna, dan kebenaran prediksi-prediksinya terus-menerus dikaji. Penemuan-penemuan tersebut masih terus berlangsung hingga kini, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan.
Buku ini membahas keajaiban al-Quran yang agung. Dari semua keajaiban itu, penulis menyimpulkan bahwa keajaiban al-Quran bermuara pada pengukuhan keesaan Allah swt., yaitu kalimat lâ ilâha illallâh, sebagai puncak tertinggi dari memahami kandungan makna al-Quran.
Ditulis oleh Imam Fakhruddin ar-Razi (1150―1210 M), seorang ulama sekaligus ilmuwan kebanggaan umat Islam. Semasa hidupnya, ia mengarang beragam tema kitab, mulai dari tafsir, kimia, matematika, hingga psikologi. Kitab Tafsîr Mafâtih al-Ghaib dan al-Firâsah adalah dua di antara puluhan karyanya yang melegenda.
Mengenal Islam mustahil tercapai tanpa mengenal Allah swt. Mengenal Allah berarti harus mempelajari hakikat kalimat tauhid. Melalui pendekatan tafsir yang komprehensif, buku ini tersaji dengan baik dan mudah dibaca bagi siapa pun.
Siapa Penulis Buku ini?
- Imam Fakhruddin ar-Razi
- Lahir: Rey, Iran 1 Syawal 543 H/ 1148 M
- Wafat: Herat, Afghanistan 1 Ramadhan 606 H/ 1209 M
- Gelar: Syaikhul Islâm
Beberapa Nama Lain Kalimat Lâ Ilâha Illallâh
- Kalimat yang murni (Kalimah al-Ikhlâsh)
- Kalimat Kebaikan (Kalimah al-Ihsan)
- Seruan Kebenaran (Da’wah al-Haqq)
- Kalimat Keadilan (Kalimah al-‘Adl)
- Kalimat yang Baik (al-Kalimah ath-Thayyibah)
- Kalimat Takwa (Kalimah at-Taqwa)
- Kalimat Tertinggi (Kalimatullah al-Ulya)
- Sifat yang Mahatinggi (al-Matsal al-A’la)
- Pedoman yang Sama (Kalimah as-Sawa`)
- Kalimat Istikamah (Kalimah al-Istiqamah)
- Kunci Langit dan Bumi (Maqalid as-Samawat wa al-Ardh)
- Kebajikan (al-Birr)
- Jalan yang Lurus (ash-Shirath al-Mustaqim)
- Kalimat yang Benar (Kalimah al-Haqq)
- Tali yang Sangat Kuat (al-Urwah al-Wutsqa)
QUOTES:
- Pengetahuan tauhid merupakan dari bagian pembahasan pokok. Sesuatu yang bersifat pokok semestinya didahulukan atas sesuatu yang bersifat cabang.
- Kalimat lâ ilâha illallâh menunjukkan pengetahuan tauhid lewat lisan pujian dan pembenaran atas Sang Penguasa yang Mahamulia.
- Sesungguhnya orang yang memiliki kebajikan adalah orang yang senantiasa menghadap wajah kepada Sang Pemilik Ka’bah.
- Jika orang buta berjalan ke suatu tempat dengan berpegangan pada tali yang menghubungkan tempat asalnya dengan tempat tujuan, dia akan melangkah tanpa rasa takut.
- Ketika kalimat tauhid disebutkan pada permulaan ayat dan akhirnya, hal itu merupakan peringatan bahwa orang yang berakal harus menjadikan kalimat ini sebagai permulaan dan akhir hidupnya.
- Ketahuilah bahwa ketidakmampuan manusia dalam memahami diri sendiri menandakan ketidakmampuannya dalam memahami hakikat ruang dan waktu.
PERBEDAAN DENGAN PRODUK SEJENIS
- Berbeda dengan buku yang membahas kalimat tauhid lain, buku ini lebih terfokus pada pembahasan kalimat tauhid yang ada dalam al-Quran
- Dilengkapi peta buku
- Penjelasan yang menyeluruh
- Bersumber dari al-Quran secara langsung
Ulasan
Belum ada ulasan.