MUHAMMAD SANG GURU : Meneladani 40 Metode Pendidikan Nabi – Saat ini banyak sekali lembaga hanya menjadikan label “pendidikan Islam” sebagai strategi marketing belaka. Padahal jika ditilik metode pengajaran yang diterapkan sangat tidak Islami, bahkan jauh dari nilai-nilai pendidikan Islam itu sendiri. Lantas, seperti apa sejatinya model terbaik pendidikan Islam yang harus diteladani?
Tentu saja tidak ada teladan metode pengajaran yang lebih valid untuk dirujuk selain yang diajarkan oleh sosok teragung dalam Islam, Nabi Muhammad saw. Dalam buku Muhammad Sang Guru karya guru besar ilmu hadis kelahiran Suriah ini, dirumuskan setidaknya ada 40 metode pendidikan nabawi yang dapat kita jadikan landasan etis dan ideologis dalam menyusun kurikulum pendidikan Islam.
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah (1917-1997 M) juga menguraikan metode pendidikan Nabi saw. yang sangat modern, seperti pembentukan critical thinking murid, pendidikan yang didasarkan pada karakter masing-masing peserta didik, bahkan dijelaskan juga peran humor dalam proses pembelajaran. Selamat membaca dan meneladani!
Tentang Penulis
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah adalah seorang ulama besar di bidang hadis. Lahir di kota Aleppo, Suriah, 17 Rajab tahun 1336 H/1917 M. Syekh Abdul Fattah menyelesaikan pendidikan menengah di Suriah, lalu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Mesir, yaitu di Fakultas Syariah Universitas al-Azhar, dan lulus pada tahun 1368 H/1948 M. Setamat dari Fakultas Syariah al-Azhar, dia mengambil spesialisasi bidang pedagogi (pengajaran) di Fakultas bahasa Arab di universitas yang sama dan lulus pada 1370 H/1950 M. Setelah itu, dia kembali ke negeri asalnya, Suriah. Sepulang dari Mesir, dia bekerja sebagai guru di Aleppo, lalu menjadi dosen di Fakultas Syariah di Universitas Damaskus. Tak berselang lama, Syekh Abdul Fattah pindah ke Saudi Arabia dan mengikat kontrak sebagai dosen dengan Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh. Selama periode 1385-1408 H/1965-1988 M, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah berpartisipasi dalam pembangunan Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud dan pembentukan kurikulumnya, serta diangkat menjadi anggota Majlis Ilmi (Dewan Ilmiah) di kampus itu. Syekh Abdul Fattah juga pernah ditugaskan sebagai “profesor tamu” di Universitas Islam Umm Durman, Sudan, dan beberapa perguruan tinggi di India. Pernah pula berpartisipasi dalam berbagai seminar dan konferensi ilmiah Islam tingkat internasional. Sekembalinya dari Sudan, dia mengajar di King Saud University di Riyadh. Dia pernah menempati posisi-posisi penting dalam dunia pendidikan serta memberikan kontribusi terhadap perkembangan banyak lembaga dan perguruan tinggi.
Ulasan
Belum ada ulasan.