Kehidupan digital banyak memengaruhi performa otak manusia. Tidak heran jika hari-hari ini banyak yang mengalami penurunan kemampuan untuk menalar dan berpikir secara kritis. Salah satu kiat untuk mengembalikan skill penting satu ini adalah dengan mempelajari ilmu logika.
Buku ini tak hanya menjelaskan prinsip-prinsip dasar berpikir, tetapi juga memperbarui cara kita memahami dunia. Dengan gayanya yang khas, Ibnu Sina mengupas bagaimana logika dapat menjadi senjata untuk meruntuhkan ilusi, membongkar syak wasangka, dan menemukan esensi kebenaran.
Setiap pembahasan dalam buku ini merupakan ajakan untuk melampaui cara berpikir konvensional dan memasuki dimensi yang lebih luas. Jadi, sudah siapkah untuk berpikir lebih kritis?
“Buku ini ditulis oleh Ibnu Sina dalam fase puncak kematangan intelektual dan kedewasan budinya. Dengan demikian, risalah singkat ini layak dijadikan rujukan dan dalihtama bagi Gen-Z.”
—Ach. Dhofir Zuhry, Pendiri Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi dan Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang
SINOPSIS
Seni Berpikir Kritis, terjemahan dari kitab Manthiq al-Masyriqiyyîn (Logika Orang-Orang Timur), merupakan sebuah risalah logika yang ditulis oleh Ibnu Sina di akhir masa hidupnya. Buku ini menjadi jawaban atas ketidakpuasannya terhadap dominasi filsafat Peripatetik dan logika Aristotelian yang ia anggap terlalu statis dan kaku. Dalam karya ini, Ibnu Sina menawarkan pendekatan baru terhadap logika, memadukan metode berpikir tradisional dengan gagasan yang membuka ruang untuk pengembangan pengetahuan.
Buku ini terbagi menjadi tiga bagian utama: (1) Konsepsi (Tashawwur): Membahas bagaimana manusia membentuk konsep awal tentang sesuatu, baik yang telah memiliki justifikasi maupun yang belum; (2) Observasi (Imtihân): Mengeksplorasi cara menentukan validitas atribut yang melekat pada objek, seperti genus, diferensia, dan properti; dan (3)
Justifikasi (Tashdîq): Mengupas metode untuk menilai apakah proposisi tertentu benar atau
salah, termasuk kategori-kategori seperti proposisi universal, parsial, afirmatif, dan negatif.
Ibnu Sina menekankan bahwa logika adalah alat untuk memandu pikiran dari yang telah diketahui ke yang belum diketahui, sehingga memungkinkan manusia untuk menghindari berbagai kesalahan dan ilusi. Dengan cara ini, logika berfungsi sebagai penjaga kebenaran sekaligus pembimbing menuju pemahaman yang lebih mendalam.
Dalam buku ini, Ibnu Sina juga membahas konsep-konsep penting seperti hubungan antara subjek dan predikat, definisi esensial dan aksidental, serta berbagai bentuk kontradiksi dalam proposisi. Semua ini disajikan dengan tujuan akhir untuk memurnikan logika sebagai alat epistemologis yang tidak terikat oleh kekhasan budaya atau bahasa tertentu.
Ulasan
Belum ada ulasan.