Buku Julid fi Sabilillah mendokumentasikan perang jagat maya warganet Indonesia melawan semua entitas milik Israel. Media sosial menjadi medan perangnya. Memicu stres dan mendongkrak angka bunuh diri tentara IDF.
***
Michal Matzov (25) stres berat, setelah akun medsosnya dihujani caci maki oleh warganet. Tentara wanita Israel ini biasa membagikan foto-foto kesehariannya sebagai tentara IDF dan membuat narasi layaknya pejuang di melalui akun instagram @michal_matzov.
Namun sejak genosida di Gaza memanas, akunnya menjadi sasaran amuk massa. Kolom komentarnya penuh kata “baby killer”, “terrorist”, “go to hell” dan pertanyaan-pertanyaan sarkastik seperti “How does it feel, your hands stained with the blood of innocent people?”.
Jumlahnya mencapai ratusan ribu, membuatnya sangat tertekan. “Dengar, aku sudah terbiasa dengan kenyataan bahwa mereka mengomentariku sejak awal perang. Tapi dalam dua hari terakhir, mereka (netizen Indonesia) membuatku meledak,” katanya dalam sebuah video yang diunggah.
Matzov juga mengeluhkan banyak warganet Indonesia yang mereport akun Instagram-nya, sehingga sering bermasalah. Matzov meminta followernya membantu dengan cara melaporkan akun-akun asal Indonesia itu. “Aku mengandalkanmu teman-teman, semoga kalian bisa membantuku,” ujar Matzov.
Serangan serupa ini menimpa ribuan tentara Israel yang hobi eksis di medsos. Begitu akunnya diketahui, serbuan datang bertubi-tubi dari sebuah negara di Asia Tenggara yang netizennya terkenal sangat pedas ini.
Fenomena serangan maya warganet Indonesia atas Israel ini diabadikan Erlangga Greschinov dalam buku Julid fi Sabilillah terbitan Renebook.
Sebenarnya Erlangga bukan seorang penulis. Ia adalah salah satu motor penggerak gerakan julid terhormat ini.
Serangannya diawali di platform X, pada 16 November 2023.
Dengan memanfaatkan jumlah netizen yang banyak, mereka berkonsolidasi. Erlangga bertindak sebagai komandannya. Gerakan ini, kata Erlangga, berfokus melawan zionisme, bukan antisemit atau Yahudi.
“Kalau kalian emnyerang Yahudi dan antisemit, kalian bukan bagian #JulisFiSabilillah,” jelas Erlangga di akun komandonya.
Tujuan aksi ini adalah menumbangkan akun-akun Israel, baik individu maupun instansi. Akun-akun ini dianggap secara aktif menyebarkan narasi-narasi propaganda pro genosida. Serbuan ini juga diharapkan memberi tekanan mental pada pemilik akun agar tak lagi bebas mengepos unggahan.
“Zionis Israel tak hentinya membagikan informasi palsu terkait Palestina, sementara mereka berlagak menjadi korban” kata Erlangga.
Gerakan ini viral seviral-viralnya hingga diikuti netizen Malaysia dan Turki. Hasilnyapun jelas. Para selebgram Israel langsung ciut seiring tumbangnya akun-akun mereka.
Tingkat stres mereka pun meningkat drastis. Dilaporkan, sebanyak 28 tentara IDF mati bunuh diri sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Tahun 2024 bertambah 10 kasus lagi. Semua korban adalah tentara laki-laki.
Buku ini memberi background dan konteks perang Palestina, mulai dari dinamika di Amerika Serikat dan negara-negara pro Israel, serta sejarah masa silam tanah Palestina yang terus menerus diinvasi.
Judul: Julid fi Sabilillah
Sub Judul: Gerakan netizen di jagat maya melawan penjajahan zionis Israel atas palestina
Genre: Sosial
Penulis: Erlangga Greschinov
Penerbit: Renebook
Tebal: 200 Halaman
Tahun Terbit: Cet 1 Juni 2024