“Tidak hanya santri, semua siswa wajib membaca buku ini.”
—Republika
Ketika seorang murid kesulitan belajar, sementara orang tua atau guru merasa kewalahan mendidik, di manakah letak persoalannya? Dan bagaimana solusinya?
Sejak delapan abad lalu, Ta’lim Muta’allim hadir untuk menjawab pertanyan-pertanyaan itu. Ditulis oleh Imam Burhanuddin az-Zarnuji, seorang ulama besar dari Zarnuj (kini wilayah Afghanistan), kitab ini memuat 13 bab yang membahas metode dan tahapan belajar yang benar—menyentuh aspek akhlak, fikih, sekaligus tarbiyah—dengan landasan al-Quran, hadis, serta nasihat para ulama.
Inilah satu-satunya karya monumental Imam Zarnuji yang terus relevan hingga kini, bahkan menjadi bacaan wajib di berbagai pesantren. Sebuah panduan belajar yang patut direnungkan dan diamalkan, baik oleh murid, guru, maupun orang tua. Selamat membaca!
SINOPSIS
Ta’lim Muta’allim karya Imam Zarnuji merupakan teks klasik yang berperan penting dalam tradisi keilmuan Islam, khususnya dalam mengarahkan adab dan etos penuntut ilmu.
Alih-alih membahas substansi keilmuan tertentu, kitab ini menitikberatkan pada dimensi etika, spiritualitas, dan metodologi belajar. Imam Zarnuji menegaskan bahwa keberhasilan menuntut ilmu tidak hanya bergantung pada kecerdasan, melainkan pada niat yang lurus, penghormatan terhadap guru, disiplin dalam belajar, serta kesediaan mengamalkan ilmu.
Struktur kitab ini disusun secara sistematis, dimulai dari pembahasan niat dan tujuan, pemilihan guru serta teman, hingga tata cara menjaga keberkahan ilmu. Imam Zarnuji juga menyinggung pentingnya waktu, kontinuitas, serta penghindaran dari maksiat yang dapat menghalangi cahaya pengetahuan. Dengan bahasa singkat namun sarat makna, kitab ini menghadirkan perpaduan antara nasihat praktis, dalil naqli, dan pengalaman empiris para ulama.
Dalam konteks pendidikan Islam, Ta’lim Muta’allim menjadi pedoman fundamental bagi pembentukan karakter akademik sekaligus spiritual penuntut ilmu. Kekuatan kitab ini terletak pada universalitas pesannya: ilmu tidak bernilai tanpa adab, dan adab tidak sempurna tanpa pengamalan. Karena itu, ia tetap relevan lintas zaman dan menjadi rujukan utama di pesantren maupun lembaga pendidikan tradisional Islam hingga kini.
Ulasan
Belum ada ulasan.