Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi
20% off

Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi

1 customer review

Rp108.000

Berat 0,5 kg
Dimensi 23 × 15 × 2,5 cm
Cetakan

Halaman

Cover

Penulis

Stok Produk: Tersedia

Kupon diskon, voucher belanja, gratis ongkir, diskon ongkir, dan lainnya akan muncul di halaman keranjang setelah kamu memilih judul buku yang akan dibeli. Pilih Kupon yang tersedia dan dapatkan PROMO MENARIKNYA!

Genre Buku: Penerbit:

Di tengah situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, sering kali perencanaan yang telah kita tentukan tidak dapat direalisasikan, meski segala bentuk ikhtiar telah diupayakan. Hal itu tentu membuat lelah, bahkan tidak jarang berujung kecewa. Kecemasan juga kerap melanda, terutama ketika menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan dunia. Hidup seakan mendadak suram dan berjalan tanpa ada harapan.

Melalui buku dahsyat ini, Ibnu Ata’illah as-Sakandari (1260-1309 M), seorang sufi besar pengarang kitab al-Hikam menjelaskan secara pas dan proporsional antara porsi ikhtiar dan tawakal. Sebuah kunci untuk mengistirahatkan jiwa dari kesibukan dunia. Agar kita bisa menjalani hidup tanpa rasa cemas dan kecewa. Juga agar kita tidak perlu ikut mengatur perencanaan yang telah Allah swt. tentukan untuk hamba-Nya.

Dipaparkan dengan penjelasan yang rinci, Ibnu Atha’illah memperkaya uraiannya dengan ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi. Sesekali diselingi dengan bait syair dan ungkapan hikmah yang menggugah hati. Di tangannya pula, tasawuf yang terkesan sulit dipahami dan melangit, menjadi sangat membumi: aplikatif, solutif, dan relevan untuk menjawab berbagai problematika hidup manusia modern saat ini.

 

Siapa penulis buku ini?

Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari adalah tokoh tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia, termasuk Indonesia. Pendiri tarekat ini adalah Imam Abu al-Hasan asy-Syadzili, penulis kitab Risalah al-Amin. Syekh Ibnu Atha’illah juga menulis kitab al-Hikam, sebuah kitab tasawuf paling populer sepanjang masa. Beliau lahir di Iskandariah, Mesir pada tahun 648 H/ 1260 M dan meninggal di Kairo pada 1309 M.

 

Apa kata mereka tentang buku ini?

Buku ini hendak berpesan ke kita: jangan khawatirkan tentang apa yang akan terjadi besok, lusa, pekan depan, tahun depan; jangan gelisah tentang hasil apa yang akan dicapai, semuanya itu telah ditentukan Allah swt. Kita hanya wajib berusaha, hasil akhirnya sudah ditentukan Allah swt. Dengan demikian, jangan takut!

Pertanyaan tentang bagaimana dan siapa jodoh kita? Apakah kita akan punya keturunan? Apakah kita bisa makan? Apakah kita bisa menyekolahkan anak-anak kita? Apakah kita akan lulus ujian? Apakah kita akan mempunyai pekerjaan? Apakah usaha kita akan berhasil? Dan segala kekhawatiran lainnya yang berkecamuk di dalam pikiran, akhirnya hanya akan membebani jiwa kita. Buat apa gelisah? Buat apa khawatir? Semua sudah ditentukan oleh Allah swt. Jangan kita mengatur Allah. Dia yang menentukan segalanya.

­Dr. Ayang Utriza Yakin, Peneliti di Belgia dan pengasuh Majelis Zikir, Wirid, & Doa (Ma-ZiWiD)

 

Buku “Istirahatkan Dirimu dari Kesibukkan Duniawi” karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari merupakan salah satu buku yang komperhensif membahas tasawuf. (Sebagai buku tasawuf), buku ini punya keunikannya sendiri.

­­– Muhammad Abdurrahman Bishar, Grand Syekh al-Azhar 1979-1982

 

Tema buku ini sangat langka dan berharga, isinya pun berbobot. Sesuai judul aslinya, buku ini mencerahkan para pembacanya (at-Tanwir). Di dalam buku ini, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari mengajarkan kita cara untuk tidak ikut campur terhadap urusan Allah, cara menyerahkan segala urusan rezeki kepada-Nya, cara bersandar kepada-Nya, cara berserah diri dari segala kelemahan kepada Allah, cara mengistirahatkan jiwa dari ikut campur terhadap urusan Allah, cara untuk ridha kepada pembagian Allah, dan juga bagaimana cara mencapai maksud Allah terhadap kita untuk tetap berada dalam ridha-Nya.

Goodreads.com

 

Ini adalah buku Tasawuf yang ditulis oleh syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari. Buku ini membahas tema seputar tawakal dan rela terhadap setiap pembagian yang diberikan oleh Allah. Seorang hamba tidak akan mencapai ridha Allah, kecuali dengan kerelaan atas segala ketentuan-Nya. Kemurnian ibadah akan tercapai dengan penyerahan diri terhadap segala keputusan-Nya. Buku ini hadir untuk mengistirahatkan dan menenangkan jiwa kita.

Darul Kutub al-Ilmiyah

 

Salah satu alasan utama mengapa buku ini begitu istimewa adalah karena buku ini membahas doktrin utama tarekat Syadziliah, yaitu tidak ikut campur atas apa yang telah Allah tetapkan untuk hamba-Nya (isqath at-tadbir). Subyek utama yang dibahas dalam setengah buku ini meliputi tema tentang rezeki, ketetapan Allah, dan berbagai persoalan kebutuhan sehari-hari manusia.

Ibnu Atha’illah menjelaskan pendekatan yang tepat bagaimana cara seorang hamba memperoleh rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bagaimana kiat yang tepat untuk menyimpan dan membelanjakan rezeki kita, dan yang paling penting, bagaimana dan mengapa seseorang tidak boleh membuang energi hanya untuk mencemaskan jatah rezekinya.

Dalam hal ini, tarekat Syadziliyah tidak seperti beberapa tarekat tasawuf lainnya, tidak menyerukan untuk hidup melarat atau meminta-minta, melainkan mengajarkan para penganutnya untuk menjalani kehidupan penuh perenungan di tengah kesibukan duniawi yang sedang dijalani. Dengan kata lain, “Being in the world but not of the world” atau “Berada di dunia tapi tidak menjadikan diri bagian darinya”. Selain itu, buku ini juga tidak hanya berisi teori, namun mengajarkan kita bagaimana cara mengamalkannya.

Amazon.com

Daftar isi

Daftar Isi

Peta Buku—x

Pengantar Penerbit—xiii

Prolog oleh Dr. Ayang Utriza Yakin—xvii

Pengantar Penulis—1

Bab 1   Berserah Diri dan Tidak Ikut Mengatur (Tadbir)—7

Faedah: Rahasia Rahmat Allah di Balik Perintah-Nya kepada Hamba—14

Bab 2   Kepasrahan Total—29

Bab 3   Ragam Maqam Yakin—39

Bab 4   Cara Tidak Ikut Mengatur Urusan Allah swt.—45

Penjelasan dan Pemberitahuan—47

Cara Kedua—51

Cara Ketiga—52

Cara Keempat—53

Cara Kelima—55

Cara Keenam—58

Cara Ketujuh—59

Cara Kedelapan—59

Cara Sembilan—61

Cara Kesepuluh—62

Faedah: Konsekuensi Mencampuri Rencana Allah—68

Hikmah di Balik Nabi Adam Memakan Buah Terlarang dan Turun ke Bumi—71

Faedah yang Luhur—74

Peringatan dan Pelajaran—76

Peringatan dan Penjelasan—77

Titik Balik Penjelasan—79

Peringatan—82

Faedah dari Kisah Bani Israel—83

Bab 5   Tidak Ikut Mengatur Rencana Allah swt. adalah Hakikat Karamah—89

Faedah: Ridha dengan Ketentuan Allah—98

Peringatan: Perlindungan Allah kepada Orang Beriman—102

Bab 6   Berserah Diri pada Ketetapan-Nya—123

Jenis-Jenis Pengaturan dan Penentangan terhadap Takdir—123

Ibrah dari Kisah Nabi Ibrahim as. —128

Ibrah Lain dari Kisah Nabi Ibrahim as.—130

Ibrah Lain dari Kisah Nabi Ibrahim as.—131

Pengingat—134

Titik Balik: Kepasrahan Nabi Ibrahim as. kepada Allah—135

Bab 7   Jenis-Jenis Pengaturan—141

Faedah: Hal-Hal yang Patut Dicela dan Dipuji—157

Bab 8   Maqam Asbâb dan Tajrîd—165

Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Orang yang Hendak Bekerja—168

Menundukkan Pandangan Mata akan Membukakan Mata Batin—179

Pengaturan Para Pemilik Mata Hati—181

Sikap Ikut Mengatur Rencana Allah Berasal dari Nafsumu—189

Ketenangan Setelah Tidak Sibuk Mengatur Urusan Allah—197

Bab 9   Manusia Berencana, Allah yang Menentukan—199

Bab 10 Pengaturan Rezeki—201

Hikmah di Balik Adanya Kebutuhan Manusia—203

Bab 11 Rahasia di Balik Penciptaan Jin dan Manusia—221

Bab 12 Jaminan Rezeki Allah untuk Hamba-Nya—227

Bab 13 Mengapa Penciptaan dan Rezeki Disebut Bersamaan?—233

Macam-macam Rezeki—234

Bab 14 Tugas Memerintahkan Keluarga untuk Shalat—237

Catatan Penting—240

Pelajaran Berharga—249

Bab 15 Allah Bertanggung Jawab Menyediakan

Rezeki bagi Mahkluk-Nya—253

Bab 16 Sifat-Sifat Rezeki—259

Tawakal dalam Urusan Rezeki—280

Bab 17 Hikmah di Balik Ikhtiar Mencari Rezeki—283

Berbagai Aspek Rezeki—286

Tiga Jenis Permintaan—300

Bab 18 Ikhtiar Sembari Tawakal—303

Tipe Pertama: Manusia Zalim—304

Tipe Kedua: Manusia Hemat—309

Tipe Ketiga: Manusia Pemenang—310

Allah Menanggung Rezeki Penuntut Ilmu—319

Bab 19 Ibrah dari Syekh Abu Abbas al-Mursi—323

Kondisi Hati Manusia atas Rezeki—328

Bakhil Kategori Pertama—347

Bakhil Kategori Kedua—348

Catatan Penting—350

Kategori Ketiga dari Altruisme—353

Kondisi Hati yang Timbul Setelah

Memperoleh Rezeki—354

Bab 20 Perumpamaan Orang yang Ikut Mengatur Rencana Allah—361

Bahaya Ikut Campur dalam Urusan Rezeki—367

Bab 21 Panggilan Allah kepada Hamba-Nya—381

Doa Penutup—391

Biografi Singkat Ibnu Atha`illah as-Sakandari—399

 

Apa saja isi buku ini?

  • Penjelasan lengkap dan rinci tentang batasan antara ikhtiar dan tawakal
  • Do’a Ibnu Atha’illah untuk melancarkan rezeki dan usaha
  • Kiat menghindari kecemasan dalam menjalani kehidupan
  • Cara tepat menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat
  • Solusi jitu mengistirahatkan jiwa dari kesibukan dunia
  • Sembilan tingkatan dalam membenahi diri
  • Hikmah dari setiap kehidupan para Nabi

 

Apa keunggulan buku ini?

  • Ditulis oleh penulis buku Al-Hikam, kitab tasawuf sepanjang masa
  • Dilengkapi teks Arab ayat al-Quran, hadis, dan syair-syair
  • Terjemahan lebih enak dibaca dengan bahasa yang akrab dipakai sehari-hari
  • Penjelasan sangat aplikatif, solutif, dan relevan menjawab persoalan kehidupan
  • Pemilihan diksi yang indah di setiap syair sehingga mudah dipahami

1 ulasan untuk Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi

  1. Arifah Fajri (pemilik terverifikasi)

    Alhamdulillah pengirimannya cepat buku sampai dengan selamat. Buku original dan mulus. Pengaman packing jg rapi dan dibalut bubble wrap tebal. Terima kasih banyak seller semoga bs join lg dievent-event turos lainnya^^

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top