Sinopsis
Buku ini adalah terjemah dan syarah al-Hikam, kitab legenda tasawuf yang berisi ratusan kalam hikmah mengenai berbagai persoalan, mulai dari tauhid, etika, ibadah, sampai masalah keseharian yang dialami seorang hamba. Hikmah-hikmah di dalamnya menyoroti kondisi seseorang yang tengah menempuh perjalanan spiritual dan bagaimana cara untuk mencapainya. Saking tinggi kandungannya, al-Hikam Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari disebut-sebut oleh Maulana al-‘Arabi seakan-akan tiada tandingnya, bahkan “bait-bait hikmah di dalamnya laksana wahyu Ilahi.”
Ditulis oleh Syekh Abdullah Syarqawi al-Khalwati yang menjelaskan dengan lugas dan rinci kitab al-Hikam karya Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari, sehingga kandungan hikmah dan keluhuran tasawuf di dalamnya menjadi lebih mudah dipahami, terutama bagi yang tidak mahir berbahasa Arab.
Buku ini tidak lain merupakan legenda dalam ilmu tasawuf yang masih terus dibaca dan dipelajari dari masa ke masa. Ajaran-ajaran tasawuf yang bernilai tinggi, dihimpun dengan tutur kata yang khas sekaligus memesona, buku ini adalah panduan utama menuju puncak spiritual.
Siapa penulis buku ini?
Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati, yang memiliki nama lengkap Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim biIbrahim asy-Syarqawi. Al-Khalwati adalah aliran tarekat yang beliau ikuti. Dilahirkan di Desa ath-Thawilah, pesisir Bilbis, dekat Desa al-Qarain, Provinsi asy-Syarqiyah, pada tahun 1150 H.
Sejak kecil, beliau sudah menghafal al-Quran. Berkuliah di Universitas al-Azhar dan menimba ilmu dari ulama-ulama terkenal pada masanya, seperti asy-Syihab al-Malawi, asy-Syihab al-Jauhari, al-‘Alamah Syekh Ali ash-Sha’idi, Syekh Imam al-Hafni, dan Syekh Imam ad-Damanhuri. Beliau sangat menyukai bidang studi sufisme dan berguru langsung tentang dasar-dasar ilmu tarekat aliran Al-Khalwati kepada Imam Syekh al-Hafni.
Selain itu, beliau juga menjalin hubungan yang sangat erat dengan tokoh sufi, al-‘Arif billah Syekh Mahmud al-Kurdi. Dari Syekh Mahmud al-Kurdi inilah, beliau mendapat gemblengan hingga menjadi tokoh sufi terkemuka. Berbagai macam ahwâl (kondisi batin) telah beliau lalui, mulai dari pahitnya hidup miskin hingga sulitnya hidup dalam kemakmuran dan kekuasaan. Selain terkenal pakar tasawuf, beliau juga merupakan mufti Mazhab Syafi‘i yang banyak menghasikan karya di bidang fikih, hadis, dan akidah, di antaranya Risalah fi La Ilaha Illallah dan Mukhtashar asy-Syamail. Beliau wafat pada bulan Syawal tahun 1127 H.
Ulasan
Belum ada ulasan.