Teka-Teki Para Wali
Menyingkap Tabir Kewalian, Jalan Ruhani, dan Misteri Penutup Para Wali
“Buku ini merupakan racikan dari teks-teks suci Islam, kosmologi, antropologi, dan teologi yang diolah al-Hakim dalam semesta pengalaman ruhaninya. Semua itu ia ramu menjadi sistem pengetahuan tasawuf yang khas, yang dapat disebut ‘tasawuf hakimian’.”
—M. Yaser Arafat
Kewalian bukan hanya soal karamah, bukan pula soal merasa dekat dengan Allah. Ia adalah jalan panjang penuh tipu daya. Banyak orang mengira telah tiba di tujuan akhir, padahal masih berkutat pada diri sendiri. Di sinilah letak teka-teki para wali: Siapa yang benar-benar sampai dan siapa yang sekadar merasa sampai.
Melalui buku ini, al-Hakim at-Tirmidzi menyibak lapisan-lapisan tipis yang kerap menipu para pencari Tuhan. Ia menggugat pemahaman umum tentang kewalian, menggali ulang makna perjalanan ruhani, dan menegaskan bahwa tak semua amal menuntun seseorang menuju Allah.
Buku ini mengajak kita bercermin, menimbang ulang, dan melihat sejauh mana langkah kita masih menyisakan keakuan. Sebab, mungkin justru dalam keraguan itulah, jalan untuk mendekat kepada Tuhan mulai terbuka perlahan.
SINOPSIS
Teka-Teki Para Wali adalah buku penting dalam khazanah tasawuf klasik yang membahas secara sistematis tema besar tentang kewalian. Ditulis oleh al-Hakim at-Tirmidzi, seorang ulama dan sufi besar abad ke-3 Hijriah, buku ini menjelaskan secara rinci hakikat para wali, tahapan-tahapan spiritual yang mereka lalui, dan konsep Khatm al-Auliya` atau “Penutup Para Wali”—istilah yang dipahami sebagai padanan ruhani dari “Penutup Para Nabi”.
Isi buku ini terbagi ke dalam 29 bab. Syekh Tirmidzi menjelaskan perbedaan antara “wali hak Allah” dan “wali Allah”, kriteria seorang hamba bisa disebut wali, serta tantangan spiritual yang dialami para salik (pejalan ruhani). Ia menekankan bahwa kewalian bukan sekadar karamah, tetapi pencapaian ruhani melalui mujahadah—perjuangan melawan hawa nafsu, membersihkan batin, menjaga anggota tubuh dari dosa, dan mendisiplinkan hati agar fokus
hanya kepada Allah.
Di dalamnya juga dibahas relasi antara kewalian dan kenabian, posisi wali dibanding nabi, peran para wali dalam kehidupan spiritual umat, dan tanda-tanda kewalian. Selain itu, Syekh Tirmidzi memetakan maqam (tingkatan) ruhani dari para wali, menjelaskan bagaimana Allah membimbing mereka, bagaimana mereka diuji, dijaga, bahkan bisa tergelincir jika lalai. Buku ini juga menguraikan perbedaan ilmu para nabi dan para wali, serta hubungan antara ruh, akal, dan wahyu.
Bagian paling unik dari buku ini adalah sesi pertanyaan-jawaban tentang tema-tema metafisik yang kompleks, seperti asal mula ruh, hakikat nama-nama Allah, ilmu tentang takdir, dzikir, maqam-maqam di akhirat, hingga posisi para wali dan nabi di hari kiamat. Semuanya dijelaskan dengan gaya khas tasawuf—puitis, filosofis, namun tetap argumentatif.
Ulasan
Belum ada ulasan.